Album keempat Maroon 5, Overexposed (2012) disebut-sebut sebagai album ter-ngepop band yang digawangi oleh Adam Levine, Jesse Carmichael, Mickey Madden, James Valentine, Matt Flynn dan PJ Morton ini. Tapi, tampaknya anggapan tersebut bisa disanggah dengan kehadiran album kelima mereka yang berjudul sederhana saja, V.
Mengapa tidak? Dibuka dengan Maps, Maroon 5 is ready to swept away the throne of Summer Songs. Dan Maroon 5 tidak ingin tanggung-tanggung. Beberapa hits maker sekaligus diajak untuk mengerjakan Maps, Ryan Tedder, Max Martin, Benny Blanco, dan Shellback. Tidak heran jika Maps terdengar sangat catchy, dan tentunya memiliki hook yang sangat kuat. It’s pop at its very core. So, meski vokal ber-high pitch Adam Levine terdengar annoying, tapi beat-yang yang dinamis menjadi kelebihan tersendiri.
Maroon 5 melanjutkan teritori pop catchy-nya dengan track berikutnya, Animals. Tentu saja dengan hadirnya Benny Blanco dan Shellback berada di belakangnya, tidak usah diragukan lagi kekuatan Animals dalam mengejar semangat catchy dengan killer hook. Animals memang tampaknya bertujuan menciptakan pop anthem terbaru dari Maroon 5. Like it or not, dan kemungkinan besar misi tersebut akan sukses dilaksanakan.
Seolah belum cukup, track ketiga, It Was Always of You, dimana Maroon 5 mencoba ranah synth-pop. Lagu ini adalah sebuah balada mid-tempo yang bergerak dalam atmosfir yang mengedepankan pop 80-an yang cukup kental. Cukup berbeda dengan lagu mereka sebelumnya, tetap kental nuansa pop, tapi lekat dengan sentuha eksperimental. Bahkan cara Levine menyanyikannya pun cukup berbeda, meski falsetto khasnya tetap digunakan.
Tapi, secara umum V minim ruang untuk sisi eksperimental ini, karena album diisi oleh banyak nomor yang menghembuskan nafas pop dengan kuat. Balada-balada seperti Unkiss Me atau Leaving California atau nomor dansa funk Justin Timberlake-esque seperti Feelings menegaskan hal tersebut.
Semakin meriah dengan track-track up-tempo seperti In Your Pocket atau New Love (oh, Ryan Tedder terdengar sangat mendominasi di sini) dimana Maroon 5 mengejar hook yang menjual dan diantarkan dalam beat yang super catchy tentunya. Tidak ada salahnya memang, karena toh lagu-lagu ini memang menghibur dan sedap didengar. Hanya saja sepertinya Maroon 5 sudah tidak memiliki konsistensi dalam jalan musik mereka.
Bandingkan dengan Songs About Jane (2002) atau It Won’t Be Soon Before Long (2007) misalnya. Pop masih menjadi landasan bermusik Maroon 5, akan tetapi mereka memilki karakter yang khas sebagai sebuah band. Kita masih merasakan kontribusi setiap personel dalam membentuk lagu-lagunya. Setiap lagu dieksekusi dengan format tertentu untuk menekankan konsep band tadi, sehingga lagu-lagunya tidak terdengar generik misalnya.
Memang, semenjak nama Adam Levine semakin mencolok sebagai sosok selebriti, arah bermusik Maroon 5 pun cenderung bergeser ke area pop kental dan mulai terasa di album Hands All Over (2010). Tidak hanya kini mereka mengandalkan banyak nama yang mencorong di ranah pop (Max Martin, Ryan Tedder, Shellback, Stargate, Benny Blanco, Cirkut dan banyak lagi) untuk mengerjakan materi album, namun juga lebih terdengar seperti proyek solo Adam Levine featuring teman-temannya ketimbang album yang dikerjakan oleh sebuah band yang utuh.
Track penutup, My Heart Is Open, yang menampilkan pentolan No Doubt, Gwen Stefani, semakin menegaskan hal ini. Apalagi ada Sia Furler dan Rodney “Darkchild” Jerkins yang bertugas sebagai penulis lagu. Nomor balada ini dinyanyikan Levine dan Stefani dengan cukup padu, dan dipastikan akan mengharu-biru pendengarnya.
Pada akhirnya tidak bisa dinafikan jika V tetap sebuah album yang sangat menghibur. Setiap track didesain sedemikian rupa agar terdengar catchy dan easy listening dan syukurnya tidak membosankan. Ini menjadikan V sebagai album yang sangat menghibur. Hanya saja, jika mengharapkan sesuatu yang khas dan istimewa, album-album lama tetap menarik untuk didengar ulang.
Sumber: CreativeDisc